SETELAH sukses dilaksanakan di tujuh kota, MOVI ((Ministery of Vape Indonesia) kembali menggelar acara edukasi di kota Makassar,Sulawesi Selatan. Sebelumnya kegiatan serupa berjuluk MOVI Klinik digelar di kota Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Lombok, Bogor, Purwokerto, dan Serang.
Ajang itu merupakan wadah pendidikan gratis bagi para vaporista dan para pemilik toko rokok elektrik dengan tujuan memberikan edukasi seputar rokok elektrik dan membangkitkan kembali industri rokok elektrik yang terpukul karena pandemi covid-19. MOVI Klinik di kota Makassar berlangsung selama tiga hari, Kamis (17/6)-Sabtu (19/6) di Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo Nomor 20, Pampang. Seperti sebelumnya, tim MOVI dipimpin langsung oleh selaku CEO perusahaan itu. Pada kesempatan tersebut, dalam keterangan resmi, Sabtu (19/6), Dimasz antara lain mengulas tentang asal usul rokok. Sejarah rokok dimulai sejak 4.000 tahun sebelum Masehi di Amerika Selatan. Saat itu, mengunyah tembakau merupakan bagian dari ritual spiritual dan bagian dari pengobatan tradisional. Karena aroma tembakau yang wangi, suku Aborigin dan orang Eropa mulai mengonsumsi rokok dengan cara dibakar. Efek yang dicari dari rokok yakni nikotin yang menimbulkan rasa rileks, tenang, dan fokus. Kadar nikotin dalam sebatang rokok berkisar 10-20 miligram, tetapi yang terserap ke dalam tubuh hanya 0,8 miligram-1 miligram per batang rokok. Jadi hanya 5%-8% kandungan nikotin yang terserap dari sebatang rokok.
Su
Dalam perkembangannya orang mulai menyadari berbagai risiko kesehatan yang diakibatkan oleh merokok. Karena itu, para pakar menyerukan untuk meninggalkan merokok dengan cara konvensional (dengan cara dibakar) dan beralih ke rokok alternatif melalui rokok elektrik. Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia Prof Dr. Achmad Syawqie Yazid dalam acara Harm Reduction Forum (AHRF) 2017 mengatakan, kendati secara klinis rokok atau produk tembakau yang dikonsumsi dengan dibakar memicu berbagai macam masalah kesehatan seperti jantung dan kanker, upaya untuk menghentikan konsumsi produk ini bukanlah perkara mudah. “Kondisi ini membuat kami para pemerhati kesehatan publik di Asia merasa terdorong untuk segera mencari solusi paling efisien untuk menekan risiko produk tembakau yang dibakar. Negara-negara di Asia harus segera bergerak,” ujar Syawqie seperti dikutip majalahcsr.id. Syawqie menyebutkan inovasi dari produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi efisien untuk mengatasi masalah adiksi rokok. Konsep pengurangan risiko atau bahaya merupakan strategi ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan mengurangi konsekuensi negatif kesehatan dari sebuah produk atau perilaku. “Tidak mudah mengatasi adiksi masyarakat terhadap rokok, sehingga perlu solusi strategis untuk menekan dampak buruknya. Salah satu cara paling efisien adalah dengan memperkenalkan produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah melalui penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi,” jelas Syawqie. Sejarah rokok elektrik di Indonesia dimulai dengan berdirinya toko vape pertama di Indonesia bernama MOVI di jalan Blora, Jakarta Pusat. Toko vape pertama ini dibuka pada 31 Mei 2013 bertepatan dengan Hari Tembakau Dunia. MOVI pun menjadi inspirasi bagi kemunculan toko vape lain, sehingga sekarang ada lebih dari 3.000 toko vape di seluruh Indonesia. MOVI juga merupakan pelopor ITBF (Indonesia Top Brewer Festival) di 2016. Ajang ITBF telah melahirkan likuid-likuid lokal, sehingga likuid lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kemudian, pada 2021 MOVI berkolaborasi dengan PUF Sains Lab melahirkan berbagai produk hardware electronic dan biotech innovasi di bidang VNS (vapor no smoke) dan NICSAL99+ berikut ekstrak tembakau (extract tobacco) alami yang merelovusi pasar e-likuid rokok elektrik. Di bidang hardware, MOVI dan PUF Sains Lab akan segera meluncurkan smoking pod replacement dengan merek AFLO. AFLO ditujukan bagi perokok yang mencari alternatif yang lebih sehat. “Orang Indonesia butuh nikotin tapi tidak kuat gatalnya. NICSALT99+ salah satu langkah untuk menjadikan nikotin dan likuid asal Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Dimasz Jeremia. (OL-14)
Sumber Artikel : https://mediaindonesia.com/nusantara/413097/pemilik-toko-vape-di-makassar-dapat-edukasi-gratis